Spanning Tree Protocol (STP) adalah protokol yang sangat penting dalam dunia jaringan komputer. Protokol ini dirancang untuk mencegah terjadinya loop dalam jaringan yang dapat menyebabkan kemacetan dan kegagalan sistem. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang STP, cara kerjanya, manfaatnya, serta implementasinya dalam jaringan.
Dasar jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah kumpulan perangkat yang saling terhubung untuk berbagi data dan sumber daya. Dalam jaringan, switch berperan sebagai penghubung antar perangkat. Namun, dalam topologi jaringan yang kompleks, loop dapat terjadi, menyebabkan data terjebak dalam siklus tanpa akhir. STP hadir sebagai solusi untuk masalah ini.
Apa itu Spanning Tree Protocol (STP)?
Spanning Tree Protocol (STP) adalah protokol yang dikembangkan oleh Dr. Radia Perlman dan diadopsi sebagai standar IEEE 802.1D. STP berfungsi untuk menciptakan topologi jaringan yang bebas dari loop dengan cara menonaktifkan jalur redundan yang tidak diperlukan.
Cara Kerja STP
STP bekerja dengan cara memilih satu switch sebagai root bridge. Proses ini melibatkan pemilihan berdasarkan Bridge ID yang terdiri dari prioritas dan alamat MAC. Setelah root bridge ditentukan, STP menghitung path cost untuk menentukan jalur terpendek ke root bridge. Port pada switch kemudian akan berada dalam salah satu dari empat status: Blocking, Listening, Learning, dan Forwarding.
Saat menghubungkan Switch bersama-sama dalam posisi Loop, salah satu port menjadi terblokir . Karena secara default STP diaktifkan dan menghindari kita dari Switching Loop.
Komponen Utama STP
- Root Bridge: Switch yang dipilih sebagai pusat topologi.
- Bridge ID: Identifikasi unik untuk setiap switch dalam jaringan.
- Path Cost: Biaya yang dihitung untuk menentukan jalur terbaik ke root bridge.
Manfaat STP
STP memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Mencegah Loop: Dengan menonaktifkan jalur redundan, STP mencegah terjadinya loop yang dapat merusak jaringan.
- Keandalan Jaringan: STP meningkatkan keandalan dengan memastikan jalur alternatif tersedia jika jalur utama gagal.
- Pengelolaan Jalur Data: STP mengoptimalkan pengelolaan jalur data dalam jaringan.
Keterbatasan STP
Meskipun STP sangat berguna, ada beberapa keterbatasan, seperti:
- Waktu Konvergensi yang Lambat: Proses pemilihan root bridge dan konvergensi dapat memakan waktu, yang dapat mengganggu jaringan.
- Load Balancing: STP tidak mendukung load balancing secara efektif, karena hanya satu jalur yang aktif pada satu waktu.
- Alternatif untuk STP: Protokol seperti Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP) dan Multiple Spanning Tree Protocol (MSTP) menawarkan solusi yang lebih cepat dan efisien.
Implementasi STP dalam Jaringan
Implementasi STP dalam jaringan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Konfigurasi Switch: Mengatur switch untuk mengaktifkan STP.
- Menentukan Prioritas: Mengatur prioritas untuk memilih root bridge.
- Monitoring: Memantau status port dan jalur untuk memastikan STP berfungsi dengan baik.
Topologi
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-162.png)
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-165.png)
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-164.png)
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-163.png)
Mengapa Switch-A Menjadi Root Bridge?
Dalam jaringan yang menggunakan Spanning Tree Protocol (STP), pemilihan root bridge adalah langkah penting untuk memastikan bahwa jaringan berfungsi dengan baik dan bebas dari loop. Ketika semua switch memiliki prioritas yang sama, STP akan menggunakan alamat MAC untuk menentukan switch mana yang akan menjadi root bridge.
Proses Pemilihan Root Bridge
- Prioritas Bridge: Setiap switch memiliki nilai prioritas yang dapat dikonfigurasi. Nilai ini biasanya default adalah 32768. Jika semua switch memiliki prioritas yang sama, STP akan melanjutkan ke langkah berikutnya.
- Bridge ID: Bridge ID terdiri dari dua bagian:
- Prioritas: Nilai prioritas yang telah ditentukan.
- Alamat MAC: Alamat MAC dari switch.
Pemilihan Berdasarkan Alamat MAC: Jika prioritas sama, STP akan membandingkan alamat MAC dari setiap switch. Switch dengan alamat MAC terkecil akan dipilih sebagai root bridge.
Case: Kita ingin merubah Root Bridge dari Switch A menjadi Switch B, Ikuti konfigurasi dibawah ini
Konfigurasi STP
- Switch-A
SW-A>en
SW-A#configure terminal
SW-A(config)#spanning-tree vlan 1 priority 8192
SW-A(config)#end
- Switch-B
SW-B>en
SW-B#configure terminal
SW-B(config)#spanning-tree vlan 1 priority 4096
SW-B(config)#end
- Switch-C
SW-C>en
SW-C#configure terminal
SW-C(config)#spanning-tree vlan 1 priority 8192
SW-C(config)#end
Hasil
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-166.png)
![](https://www.cloudaja.id/artikel/wp-content/uploads/2025/01/image-167-1024x212.png)
Berdasarkan hasil konfigurasi Spanning Tree Protocol (STP) yang ditampilkan, Switch B kini berfungsi sebagai root bridge dengan Bridge ID 4097, menunjukkan prioritas 4096 dan alamat MAC 0005.5EBE.738C
, sementara Switch A dan Switch C tidak lagi menjadi root bridge, masing-masing memiliki prioritas 8192 dan 8193. Switch A dan Switch C menunjukkan bahwa root bridge adalah Switch B, dengan satu port pada masing-masing switch berada dalam status Blocking untuk mencegah loop, sedangkan port lainnya aktif dalam status Forwarding. Hal ini menegaskan bahwa STP berfungsi dengan baik dalam menjaga stabilitas dan efisiensi jaringan setelah perubahan prioritas yang dilakukan.
Kesimpulan
Spanning Tree Protocol (STP) adalah alat yang sangat penting dalam desain jaringan untuk mencegah loop dan meningkatkan keandalan. Memahami cara kerja dan implementasi STP adalah kunci untuk membangun jaringan yang efisien dan handal. Dengan perkembangan teknologi jaringan, penting untuk terus mempelajari dan menerapkan solusi yang lebih baik untuk tantangan yang ada.