Apa itu DDoS Attack ? Ciri, Jenis dan Pencegahannya

Dalam dunia IT, pasti sudah tak asing dengan istilah DDoS attack. Meski serangan pertamanya diluncurkan sejak tahun 2000, DDoS attack tetap menjadi ancaman nyata bagi para pemilik website hingga saat ini. Bahkan, serangan ini semakin berkembang dan bisa memberikan dampak serius. Maka dari itu, para pemilik website harus tahu apa itu DDoS dan bagaimana cara mencegah DDoS attack. Pada artikel ini kami akan menjabarkan apa itu DDoS attack, ciri – ciri, jenis serta pencegahannya. Simak penjelasannya berikut ini ya!

Apa itu DDoS Attack?

Distributed Denial of Service (DDoS) adalah serangan yang bertujuan untuk mengganggu akses ke situs web, layanan online, atau infrastruktur jaringan. DDoS dilakukan dengan mengarahkan lalu lintas internet dari ribuan atau bahkan jutaan komputer yang terinfeksi ke target, sehingga mengakibatkan overloading sistem target dan membuatnya menjadi tidak responsif bagi pengguna yang ingin mengaksesnya.

Serangan DDoS dilakukan oleh kelompok atau individu yang ingin menyebabkan kerusakan pada target, baik untuk tujuan politik, ekonomi, atau hanya untuk merusak reputasi situs web atau jaringan yang ditargetkan. Serangan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menggunakan botnet, memanfaatkan kelemahan sistem, atau membanjiri target dengan permintaan data palsu.

Ketika sebuah situs web atau jaringan mengalami serangan DDoS, dampaknya bisa sangat merugikan. Pengguna tidak dapat mengakses layanan atau situs web, dan hal ini bisa merugikan bisnis yang bergantung pada layanan online. Selain itu, serangan DDoS juga dapat menyebabkan kerugian finansial dan merusak reputasi situs web atau jaringan yang ditargetkan.

Untuk melindungi diri dari serangan DDoS, perusahaan harus memastikan bahwa sistem mereka memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, serta melakukan pemantauan aktif terhadap lalu lintas yang masuk dan keluar dari jaringan. Perusahaan juga harus memperbarui perangkat lunak dan sistem keamanan mereka secara teratur untuk mengurangi risiko terjadinya serangan.

Namun, jika serangan DDoS telah terjadi, perusahaan harus segera merespons dengan mengidentifikasi sumber serangan dan menghentikannya secepat mungkin. Perusahaan juga harus melakukan evaluasi pasca-serangan untuk mengetahui kelemahan sistem mereka dan meningkatkan tingkat keamanan agar terhindar dari serangan serupa di masa depan. Lalu apa saja ciri-ciri dari serangan DDoS?

Ciri – Ciri Serangan DDoS Attack

Berikut adalah beberapa ciri-ciri DDoS:

Trafik abnormal yang masif

DDoS biasanya ditandai dengan peningkatan lalu lintas internet yang sangat besar yang diarahkan ke server yang menjadi target. Lalu lintas ini biasanya jauh lebih besar daripada lalu lintas normal yang diterima oleh server.

Penurunan kinerja server

Serangan DDoS dapat menyebabkan penurunan kinerja server yang signifikan, bahkan sampai menyebabkan server menjadi tidak responsif atau crash. Hal ini bisa terjadi karena server tidak mampu menangani lalu lintas yang datang secara bersamaan dari banyak sumber.

Kesulitan mengakses situs

Jika situs web sulit diakses atau bahkan tidak dapat diakses sama sekali, maka kemungkinan besar situs tersebut menjadi target serangan DDoS. Dalam beberapa kasus, situs web dapat terlihat normal tetapi pengguna tidak dapat mengakses bagian-bagian tertentu dari situs tersebut.

Perangkat keras yang overheat

Peningkatan lalu lintas yang sangat besar dapat menyebabkan perangkat keras server menjadi terlalu panas dan akhirnya overheat. Hal ini dapat menyebabkan server menjadi tidak responsif atau bahkan rusak.

Variasi jenis lalu lintas

Serangan DDoS seringkali menggunakan variasi jenis lalu lintas, seperti lalu lintas HTTP, ICMP, atau SYN flood. Hal ini dilakukan untuk membuat deteksi dan mitigasi serangan menjadi lebih sulit.

Sumber serangan yang bervariasi

Pelaku serangan DDoS seringkali menggunakan jaringan botnet yang terdiri dari ribuan atau bahkan jutaan komputer yang terinfeksi. Hal ini membuat sulit untuk menentukan sumber serangan yang tepat.

Durasi serangan yang panjang

Serangan DDoS biasanya berlangsung dalam waktu yang lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk membuat target menjadi tidak responsif selama waktu yang lama.

Itulah beberapa ciri-ciri serangan DDoS. Penting untuk diketahui bahwa serangan DDoS dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, oleh karena itu penting untuk selalu melakukan tindakan pencegahan dan memperbarui sistem keamanan secara berkala.

Jenis DDoS Attack

Berikut adalah beberapa jenis serangan DDoS yang umum:

Serangan Flood

Serangan Flood adalah serangan DDoS yang paling umum. Pada serangan ini, penyerang mengirimkan sejumlah besar permintaan ke server dengan tujuan untuk mengalihkan sumber daya dan membuat server tidak dapat melayani permintaan dari pengguna yang sah. Ada dua jenis serangan Flood: UDP Flood dan TCP Flood. Pada serangan UDP Flood, penyerang mengirimkan sejumlah besar permintaan UDP ke server, sementara pada serangan TCP Flood, penyerang mengirimkan sejumlah besar permintaan TCP ke server.

Serangan Amplification

Serangan Amplification adalah serangan DDoS yang menggunakan server yang rentan untuk mengirimkan sejumlah besar data ke server target. Dalam serangan Amplification, penyerang menggunakan teknik seperti DNS Amplification dan NTP Amplification untuk mengirimkan sejumlah besar data ke server target. Amplification dapat memperbesar serangan dan membuatnya lebih sulit untuk dicegah.

Serangan Application Layer

Serangan Application Layer atau serangan Layer 7 adalah serangan DDoS yang menargetkan lapisan aplikasi dari jaringan. Pada serangan ini, penyerang mengirimkan permintaan palsu ke server, yang membuat server sibuk memproses permintaan tersebut dan mengalihkan sumber daya dari permintaan yang sah. Application Layer dapat lebih sulit untuk dideteksi karena mereka terlihat seperti permintaan normal dari pengguna yang sah.

Serangan IoT

Serangan IoT adalah serangan DDoS yang menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) yang tidak aman untuk menyerang server target. Pada serangan ini, penyerang mencari perangkat IoT yang rentan dan mengambil alih kendali perangkat tersebut untuk menyerang server target. Jenis serangan IoT dapat sangat sulit untuk dideteksi karena seringkali tidak ada indikasi bahwa perangkat tersebut telah disusupi.

Serangan Reflected

Serangan Reflected adalah serangan DDoS yang menggunakan server yang tidak berhubungan dengan server target untuk mengirimkan sejumlah besar permintaan ke server target. Pada serangan ini, penyerang menggunakan teknik seperti DNS Reflected dan NTP Reflected untuk mengirimkan sejumlah besar permintaan ke server target. Serangan Reflected dapat memperbesar serangan dan membuatnya lebih sulit untuk dicegah.

Demikianlah beberapa jenis serangan DDoS yang umum. Penting untuk diingat bahwa serangan DDoS dapat sangat merusak dan dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi bagi korban serangan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka dari serangan DDos. Apakah ada pencegahannya untuk menghindari DDoS? Tentu saja ada, berikut penjelasannya!

Pencegahan DDoS Attack

Serangan DDoS semakin umum dan canggih, sehingga penting bagi organisasi atau perusahaan untuk mengambil langkah-langkah dalam pencegahannya. Berikut beberapa strategi untuk mencegah serangan DDoS :

Implementasikan Tindakan Keamanan Jaringan

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah serangan DDoS adalah dengan mengimplementasikan tindakan keamanan jaringan seperti firewall, sistem deteksi dan pencegahan intrusi, dan load balancer. Firewall dapat digunakan untuk memblokir lalu lintas dari alamat IP yang diketahui berbahaya, sedangkan sistem deteksi dan pencegahan intrusi dapat mendeteksi dan memblokir lalu lintas yang terlihat mencurigakan. Load balancer dapat mendistribusikan lalu lintas ke beberapa server untuk mencegah satu server dari kelebihan beban.

Melakukan Pengujian Penetrasi Secara Berkala

Pengujian penetrasi dapat membantu mengidentifikasi kerentanan dalam jaringan Anda yang dapat dieksploitasi dalam serangan DDoS. Pengujian penetrasi secara berkala dapat membantu Anda mengidentifikasi kelemahan dalam tindakan keamanan Anda dan memungkinkan Anda untuk mengambil langkah untuk memperbaikinya sebelum serangan terjadi.

Gunakan Jaringan Pengiriman Konten (CDN)

Jaringan pengiriman konten (CDN) dapat membantu mencegah serangan DDoS dengan mendistribusikan lalu lintas ke beberapa server di lokasi geografis yang berbeda. Ini dapat membuat sulit bagi penyerang untuk mengatasi satu server dan dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs web atau aplikasi Anda.

Aktifkan Pembatasan Tingkat

Pembatasan tingkat dapat membantu mencegah serangan DDoS dengan membatasi jumlah lalu lintas yang dapat dikirim ke server Anda dari satu alamat IP. Ini dapat mencegah penyerang dari mengatasi server Anda dengan lalu lintas dan dapat membantu memastikan bahwa lalu lintas yang sah tidak diblokir.

Monitor Jaringan Anda

Memantau jaringan Anda dapat membantu Anda mendeteksi serangan DDoS sebelum menyebabkan kerusakan yang signifikan. Ini dapat meliputi memantau lalu lintas jaringan Anda, log server, dan kinerja sistem. Dengan mendeteksi serangan DDoS sejak dini, Anda dapat mengambil langkah untuk mengurangi kerusakan dan mencegah serangan di masa depan.

Sebagai kesimpulan, mencegah serangan DDoS membutuhkan pendekatan multi-layer yang mencakup mengimplementasikan tindakan keamanan jaringan, melakukan pengujian penetrasi secara berkala, menggunakan CDN, mengaktifkan pembatasan tingkat, dan memantau jaringan Anda. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat membantu melindungi organisasi Anda dari efek merusak serangan DDoS. Jika ada kendala atau pertanyaan, silahkan hubungi kami melalui live chat ataupun hufhfeuhefyefefiudaidjaifj ticket. Semoga artikel ini bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *