Naufal Faris Naufal is a System Administrator with years of experience in the information technology industry. He is passionate about Cloud Servers, Networking, and IT infrastructure management. He also writes tutorials and articles about Information Technology, helping others learn and grow in the tech world. Follow on LinkedIn

Apa itu Routing RIPv2?

Routing adalah proses penting dalam jaringan komputer yang memungkinkan pengiriman data dari satu perangkat ke perangkat lain melalui berbagai jalur. Salah satu protokol routing yang banyak digunakan adalah RIPv2 (Routing Information Protocol version 2). RIPv2 merupakan versi yang lebih canggih dari RIPv1, yang menawarkan fitur tambahan untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam pengelolaan rute. RIPv2 adalah protokol routing berbasis distance-vector yang digunakan untuk mengiklankan rute dalam jaringan IP. Protokol ini dirancang untuk jaringan kecil hingga menengah dan menggunakan algoritma Bellman-Ford untuk menentukan rute terbaik.

Fitur Utama RIPv2

  1. Dukungan untuk VLSM (Variable Length Subnet Masking):
    RIPv2 memungkinkan penggunaan subnet mask yang berbeda untuk jaringan yang berbeda, meningkatkan efisiensi penggunaan alamat IP.
  2. Penggunaan Multicast:
    RIPv2 menggunakan alamat multicast (224.0.0.9) untuk mengirimkan pembaruan rute, mengurangi beban pada jaringan dibandingkan dengan pengiriman broadcast.
  3. Informasi Rute yang Lebih Lengkap:
    RIPv2 dapat mengirimkan informasi rute yang lebih detail, termasuk subnet mask, yang tidak tersedia di RIPv1.

Kelebihan dan Kekurangan RIPv2

Berikut adalah tabel yang menunjukkan kelebihan dan kekurangan RIPv2:

Kelebihan RIPv2Kekurangan RIPv2
Mudah dikonfigurasi dan diimplementasikanBatasan hop count maksimum sebesar 15
Mendukung VLSM (Variable Length Subnet Mask)Tidak cocok untuk jaringan besar
Menggunakan multicast untuk pembaruan ruteRentan terhadap masalah loop routing
Menyediakan informasi rute yang lebih lengkapPembaruan rute yang lebih lambat dibandingkan protokol lain seperti OSPF
Kompatibel dengan banyak perangkat jaringanTidak mendukung autentikasi secara default

Tabel ini memberikan gambaran yang jelas tentang kelebihan dan kekurangan RIPv2.

Konfigurasi Routing

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah konfigurasi routing menggunakan RIPv2 untuk memastikan konektivitas yang optimal antara jaringan Router0 dan Router1. Mari kita lihat topologi yang digunakan dalam pengaturan ini.

Topologi

DeviceIP AddressSubnet Mask
R0loopback0: 1.1.1.1255.255.255.255
Gig0/0: 10.10.10.1255.255.255.252
Gig0/1: 192.168.1.1255.255.255.0
R1loopback0: 2.2.2.2255.255.255.255
Gig0/0: 10.10.10.2255.255.255.252
Gig0/1: 192.168.2.1255.255.255.0
PC0Gig0/1: 192.168.1.100255.255.255.0
Gateway: 192.168.1.1
PC1Gig0/1: 192.168.2.100255.255.255.0
Gateway: 192.168.2.1

Note: Pastikan Anda telah melakukan konfigurasi IP address pada PC Sebelum melakukan konfigurasi Router. Baca disini!

Konfigurasi IP Address Router

  • Router 0
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R0
R0(config)#interface loopback 0
R0(config-if)#ip address 2.2.2.2 255.255.255.255
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/0
R0(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/1
R0(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
  • Router 1
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R1
R0(config)#interface loopback 0
R0(config-if)#ip address 2.2.2.2 255.255.255.255
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/0
R0(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/1
R0(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit

Konfigurasi Routing RIP

konfigurasi RIPv2 berfokus pada pengaturan protokol routing untuk memungkinkan router berkomunikasi dan berbagi informasi rute dengan router lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai konsep RIPv2:

  1. Aktivasi Protokol Routing:
    • Dengan perintah router rip, kita mengaktifkan protokol RIP pada router. Ini adalah langkah awal untuk memulai proses routing.
  1. Pengaturan Versi:
    • Menggunakan version 2, kita menentukan bahwa router akan menggunakan RIPv2, yang mendukung fitur-fitur lebih baik dibandingkan RIPv1, seperti pengiklanan subnet yang lebih spesifik dan dukungan untuk Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  1. Menambahkan Jaringan:
    • Perintah network diikuti dengan alamat jaringan (seperti 2.2.2.2, 10.10.10.0, dan 192.168.2.0) digunakan untuk mengidentifikasi jaringan yang akan diiklankan oleh router. Router akan mengirimkan informasi rute untuk jaringan-jaringan ini kepada router lain yang terhubung.
  1. Menonaktifkan Auto-Summary:
    • Dengan no auto-summary, kita menonaktifkan fitur yang secara otomatis merangkum rute ke kelas jaringan. Ini penting untuk memastikan bahwa router dapat mengiklankan subnet yang lebih spesifik, yang berguna dalam jaringan yang menggunakan subnetting.

Berikut Konfigurasi lengkap pada Lab ini:

  • Router 0
R0(config)#router rip
R0(config-router)#version 2
R0(config-router)#network 1.1.1.1
R0(config-router)#network 10.10.10.0
R0(config-router)#network 192.168.1.0
R0(config-router)#no auto-summary 
R0(config-router)#end
  • Router 1
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network 2.2.2.2
R1(config-router)#network 10.10.10.0
R1(config-router)#network 192.168.2.0
R1(config-router)#no auto-summary 
R1(config-router)#end

Verifikasi Routing RIP

Hasil dari perintah show ip route pada dua router (R0 dan R1) menunjukkan tabel routing yang berisi informasi tentang rute yang diketahui oleh masing-masing router. Berikut adalah penjelasan mengenai hasil tersebut yang berkaitan dengan RIPv2:

Penjelasan Tabel Routing

  1. Kode Rute:
    • Kode yang ditampilkan di bagian atas tabel menunjukkan jenis rute:
      • C: Connected (terhubung langsung)
      • R: RIP (Routing Information Protocol)
      • L: Local (rute lokal)
      • S: Static (statik)
    • Rute yang ditandai dengan R menunjukkan bahwa rute tersebut diiklankan melalui protokol RIPv2.
  1. Rute yang Diketahui:
    • Pada kedua router, terdapat beberapa entri yang menunjukkan rute yang diiklankan oleh RIPv2. Misalnya, pada R0 dan R1, kita melihat rute yang diiklankan dengan kode R:
      • 2.0.0.0/32 dan 192.168.2.0/24 pada R0
      • 1.0.0.0/8 dan 2.0.0.0/32 pada R1
    • Ini menunjukkan bahwa kedua router saling berbagi informasi rute melalui RIPv2.
  1. Rute Terhubung Langsung:
    • Banyak entri yang ditandai dengan C menunjukkan jaringan yang terhubung langsung ke router. Ini berarti router memiliki antarmuka yang terhubung ke jaringan tersebut.
  1. Subnetting:
    • Beberapa entri menunjukkan bahwa jaringan telah disubnet, seperti 192.168.2.0/24 dan 10.10.10.0/30. Ini menunjukkan bahwa RIPv2 dapat mengelola rute dengan subnet yang berbeda, berkat dukungan untuk VLSM.
  1. Gateway of Last Resort:
    • Pesan “Gateway of last resort is not set” menunjukkan bahwa tidak ada rute default yang ditetapkan. Ini berarti jika router tidak memiliki rute yang cocok untuk paket yang diterima, paket tersebut tidak akan diteruskan.

Hasil dari perintah show ip protocols pada kedua router (R0 dan R1) memberikan informasi tentang konfigurasi dan status protokol routing yang sedang digunakan, dalam hal ini RIPv2. Berikut adalah penjelasan dari hasil tersebut:

Penjelasan Hasil IP Protocols

Hasil dari perintah show ip protocols pada kedua router (R0 dan R1) memberikan informasi tentang konfigurasi dan status protokol routing yang sedang digunakan, dalam hal ini RIPv2. Berikut adalah penjelasan dari hasil tersebut:

  1. Routing Protocol:
    • Kedua router menggunakan protokol routing RIP (Routing Information Protocol).
  2. Sending Updates:
    • Sending updates every 30 seconds: Router mengirimkan pembaruan rute setiap 30 detik.
    • Next due in X seconds: Menunjukkan waktu yang tersisa sebelum pembaruan berikutnya dikirim.
  3. Invalid After, Outgoing Update Filter, Incoming Update Filter:
    • Invalid after 180 seconds: Rute yang tidak diperbarui dalam 180 detik akan dianggap tidak valid.
    • Flushed after 240 seconds: Rute yang tidak valid akan dihapus dari tabel routing setelah 240 detik.
    • Outgoing/Incoming update filter: Menunjukkan bahwa tidak ada filter yang diterapkan untuk pembaruan yang keluar atau masuk.
  4. Redistributing:
    • Redistributing: rip: Menunjukkan bahwa router dapat mendistribusikan rute melalui RIPv2.
  5. Default Version Control:
    • Send version 2, receive 2: Router mengirim dan menerima pembaruan menggunakan versi 2 dari RIPv2.
  6. Maximum Path:
    • Maximum path: 4: Menunjukkan bahwa router dapat menyimpan hingga 4 rute untuk tujuan yang sama (load balancing).
  7. Routing for Networks:
    • Menunjukkan jaringan yang diiklankan oleh router:
      • R0: 1.0.0.0192.168.1.0, dan 10.0.0.0
      • R1: 2.0.0.0192.168.2.0, dan 10.10.10.0
    • Ini menunjukkan jaringan yang terhubung dan diiklankan melalui RIPv2.
  8. Passive Interfaces:
    • Passive Interface(s): Menunjukkan antarmuka yang tidak mengirimkan pembaruan RIPv2. Dalam hasil ini, tidak ada antarmuka yang ditandai sebagai pasif.
  9. Routing Information Sources:
    • Menunjukkan sumber informasi routing yang diterima oleh router, termasuk gateway dan jarak (distance) ke jaringan tersebut.
  10. Distance (default is 120):
    • Menunjukkan bahwa jarak default untuk rute RIPv2 adalah 120.

Hasil Tes Komunikasi PC 0 ke PC 1

PC0 di jaringan Router0 dapat melakukan ping ke PC1 di jaringan Router1 berkat konfigurasi RIPv2 pada Router0. RIPv2 memungkinkan Router0 untuk secara dinamis mengetahui jalur menuju jaringan PC1 dan mengarahkan lalu lintas melalui next hop yang sesuai. Dengan cara ini, paket dapat diteruskan ke Router1 dan akhirnya mencapai PC1, memastikan komunikasi yang efektif antara kedua perangkat di jaringan yang berbeda. Konfigurasi ini penting untuk memastikan bahwa Router0 dapat mengarahkan paket dengan benar, memanfaatkan pembaruan routing yang dilakukan oleh RIPv2 untuk menjaga informasi routing yang akurat dan terkini.

Kesimpulan

RIPv2 adalah protokol routing yang sederhana dan efektif untuk jaringan kecil hingga menengah. Dengan dukungan untuk VLSM dan penggunaan multicast, RIPv2 menawarkan keunggulan dibandingkan versi sebelumnya. Meskipun memiliki batasan, RIPv2 tetap menjadi pilihan yang baik untuk banyak aplikasi jaringan. Untuk jaringan yang lebih besar, pertimbangkan untuk mengeksplorasi protokol routing lainnya seperti OSPF atau EIGRP.

Naufal Faris Naufal is a System Administrator with years of experience in the information technology industry. He is passionate about Cloud Servers, Networking, and IT infrastructure management. He also writes tutorials and articles about Information Technology, helping others learn and grow in the tech world. Follow on LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *