Naufal Faris Naufal is a System Administrator with years of experience in the information technology industry. He is passionate about Cloud Servers, Networking, and IT infrastructure management. He also writes tutorials and articles about Information Technology, helping others learn and grow in the tech world. Follow on LinkedIn

Apa itu Static Route?: Penjelasan, Konfigurasi, Verifikasi, dan Study Case

Routing adalah proses penting dalam jaringan komputer yang menentukan jalur yang harus diambil data untuk mencapai tujuan. Salah satu metode routing yang umum digunakan adalah static route. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang static route, termasuk definisi, kelebihan, kekurangan, cara konfigurasi, verifikasi, dan kesimpulan mengenai penggunaannya dalam jaringan.

Definisi Static Route

Static route adalah rute yang ditentukan secara manual oleh administrator jaringan. Berbeda dengan dynamic route yang secara otomatis diperbarui oleh protokol routing, static route tetap tidak berubah kecuali diubah secara manual.

Kelebihan dan Kekurangan Static Route

  • Kelebihan:
    • Kontrol Penuh: Administrator memiliki kontrol penuh atas rute yang digunakan.
    • Sederhana: Konfigurasi static route relatif sederhana dan mudah dipahami.
  • Kekurangan:
    • Tidak Adaptif: Static route tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam jaringan, seperti kegagalan link.
    • Konfigurasi Manual: Setiap perubahan dalam topologi jaringan memerlukan konfigurasi manual.

Kapan Menggunakan Static Route?

Static route lebih menguntungkan dalam situasi di mana jaringan kecil atau sederhana, di mana perubahan jarang terjadi. Contoh penggunaan termasuk jaringan lokal (LAN) atau ketika menghubungkan dua jaringan yang tidak sering berubah.

Topologi

DeviceIP AddressSubnet Mask
R0loopback0: 1.1.1.1255.255.255.255
Gig0/0: 10.10.10.1255.255.255.252
Gig0/1: 192.168.1.1255.255.255.0
R1loopback0: 2.2.2.2255.255.255.255
Gig0/0: 10.10.10.2255.255.255.252
Gig0/1: 192.168.2.1255.255.255.0
PC0Gig0/1: 192.168.1.100255.255.255.0
Gateway: 192.168.1.1
PC1Gig0/1: 192.168.2.100255.255.255.0
Gateway: 192.168.2.1

Konfigurasi IP Address Router

  • Router R0
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R0
R0(config)#interface loopback 0
R0(config-if)#ip address 1.1.1.1 255.255.255.255
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/0
R0(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/1
R0(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
  • Router R1
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R1
R0(config)#interface loopback 0
R0(config-if)#ip address 2.2.2.2 255.255.255.255
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/0
R0(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit
R0(config)#interface gigabitEthernet 0/1
R0(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R0(config-if)#no shutdown
R0(config-if)#exit

Verifikasi IP Address tiap Router

Verifikasi R0 Sebelum Static Route
Verifikasi R1 Sebelum Static Route

Konfigurasi Static Route

R1(config)#ip route <Destination prefix> <Destination prefix mask> <next-hop IP>

Penjelasan Singkat

  • R1(config): Menunjukkan bahwa Anda berada dalam mode konfigurasi pada router R1.
  • ip route: Perintah untuk menambahkan static route ke tabel routing.
  • <Destination prefix> : Alamat jaringan tujuan yang ingin dicapai (misalnya, 192.168.2.0).
  • <Destination prefix mask> : Subnet mask untuk jaringan tujuan (misalnya, 255.255.255.0).
  • <next-hop IP> : Alamat IP dari next hop atau router yang terhubung langsung (misalnya, 10.10.10.2).
R0(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2
R1(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1

Konfigurasi Static Route Default

R0(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.2
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.1

Perintah ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <next-hop IP> digunakan untuk mengkonfigurasi default route atau rute default pada router. Rute default adalah rute yang digunakan untuk mengarahkan paket yang tidak memiliki rute spesifik dalam tabel routing. Dengan menggunakan 0.0.0.0 0.0.0.0, Anda memberi tahu router bahwa jika tidak ada rute yang cocok untuk alamat tujuan, paket harus dikirim ke alamat IP yang ditentukan sebagai next hop. Ini sangat berguna dalam jaringan yang terhubung ke internet, di mana router perlu mengarahkan lalu lintas ke luar jaringan lokal.

Perbedaan Static Route dan Static Route Default

Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara Static Route dan Static Route Default:

AspekStatic RouteStatic Route Default
DefinisiRute yang ditentukan secara manual untuk jaringan tertentu.Rute yang digunakan untuk mengarahkan paket ke tujuan yang tidak memiliki rute spesifik.
Formatip route <Destination prefix> <Destination prefix mask> <next-hop IP>ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <next-hop IP>
TujuanMengarahkan lalu lintas ke jaringan tertentu.Mengarahkan lalu lintas ke alamat IP yang ditentukan jika tidak ada rute lain yang cocok.
Contohip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.1
PenggunaanDigunakan untuk jaringan yang diketahui dan spesifik.Digunakan sebagai rute cadangan untuk semua lalu lintas yang tidak terdefinisi.
KeterhubunganHanya berlaku untuk jaringan yang ditentukan.Berlaku untuk semua jaringan yang tidak memiliki rute spesifik.

Tabel ini memberikan gambaran jelas tentang perbedaan antara Static Route dan Static Route Default dalam konteks konfigurasi jaringan.

NB: Pada Case ini digunakan Static Route Default

Verifikasi Static Route

Setelah konfigurasi, verifikasi dengan menggunakan perintah:

show ip route

Perintah ini akan menampilkan tabel routing dan memastikan bahwa static route telah ditambahkan.

Perintah show ip route pada router Cisco digunakan untuk menampilkan tabel routing, yang berisi informasi tentang rute yang diketahui oleh router. Mari kita analisis output yang diberikan, terutama yang berkaitan dengan static route, dan cara membacanya. Penjelasan dibawah diambil dari hasil Router 1.

Struktur Output

  1. Codes:
    • Kode di bagian atas menjelaskan jenis rute yang ditampilkan dalam tabel routing:
      • C: Connected (terhubung langsung)
      • S: Static (rute statis)
      • L: Local (alamat lokal)
      • R: RIP (Routing Information Protocol)
      • D: EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
      • O: OSPF (Open Shortest Path First)
      • B: BGP (Border Gateway Protocol)
      • *: Candidate default (rute default kandidat)
  1. Gateway of last resort:
    • Menunjukkan alamat IP yang digunakan sebagai gateway terakhir untuk rute yang tidak memiliki rute spesifik. Dalam hal ini, 0.0.0.0 menunjukkan bahwa tidak ada rute default yang ditentukan.

Rute yang Ditampilkan

  • 2.0.0.0/32:
    • C: Menunjukkan bahwa ini adalah rute yang terhubung langsung.
    • 2.2.2.2/32: Alamat IP ini adalah alamat loopback yang terhubung langsung ke router melalui interface Loopback0.
  • 10.0.0.0/8:
    • C: Menunjukkan bahwa ini adalah rute yang terhubung langsung.
    • 10.10.10.0/30: Ini adalah subnet yang terhubung langsung melalui interface GigabitEthernet0/0.
    • L: Menunjukkan alamat lokal.
    • 10.10.10.2/32: Ini adalah alamat IP lokal dari interface GigabitEthernet0/0.
  • 192.168.2.0/24:
    • C: Menunjukkan bahwa ini adalah rute yang terhubung langsung.
    • 192.168.2.0/24: Ini adalah subnet yang terhubung langsung melalui interface GigabitEthernet0/1.
    • L: Menunjukkan alamat lokal.
    • 192.168.2.1/32: Ini adalah alamat IP lokal dari interface GigabitEthernet0/1.
  • 0.0.0.0/0: (Static Route)
    • S*: Menunjukkan bahwa ini adalah static route yang juga berfungsi sebagai rute default.
    • 0.0.0.0/0: Ini adalah rute default yang digunakan untuk mengarahkan paket ke tujuan yang tidak memiliki rute spesifik.
    • via 10.10.10.1: Menunjukkan bahwa paket yang tidak memiliki rute spesifik akan dikirim ke alamat IP 10.10.10.1 sebagai next hop, yang terhubung melalui interface GigabitEthernet0/0.

Hasil Tes Komunikasi PC 0 ke PC 1

PC0 di jaringan Router0 dapat melakukan ping ke PC1 di jaringan Router1 berkat konfigurasi static route pada Router0. Static route ini memungkinkan Router0 mengetahui jalur menuju jaringan PC1 dan mengarahkan lalu lintas melalui next hop yang sesuai, sehingga paket dapat diteruskan ke Router1 dan mencapai PC1.

Kesimpulan

Static route adalah alat yang berguna dalam manajemen jaringan, memberikan kontrol penuh kepada administrator. Meskipun memiliki kekurangan, seperti ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, static route tetap menjadi pilihan yang baik untuk jaringan kecil dan sederhana. Dengan pemahaman yang baik tentang cara konfigurasi dan verifikasi, Anda dapat memanfaatkan static route secara efektif dalam jaringan Anda.

Naufal Faris Naufal is a System Administrator with years of experience in the information technology industry. He is passionate about Cloud Servers, Networking, and IT infrastructure management. He also writes tutorials and articles about Information Technology, helping others learn and grow in the tech world. Follow on LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *